"Hampir 50 persen dari total biaya penyembuhan suatu penyakit adalah biaya pengobatan. Karenanya Novartis memperkenalkan model pembiayaan inovatif agar akses obat lebih terjangkau," kata Lutfhi Mardiansyah, Presiden Direktur Novartis Indonesia dalam keterangan persnya, Minggu (4/12).
Menurutnya, selama ini model Inovative Pricing Model masih belum dikenal dan dipahami oleh berbagai pihak, sehingga diperlukan edukasi untuk mengenal lebih jauh dan memahami bagaimana aplikasinya oleh para penjamin pembiayaan kesehatan seperti asuransi. Novartis merupakan satu-satunya penggagas model pembiayaan semacam ini di tanah air.
"Memang diperlukan edukasi. Dan Ini juga komitmen untuk membantu menyehatkan masyarakat Indonesia dengan mendukung peningkatan akses obat-obatan," jelasnya.
Melalui kemitraan tersebut diharapkan peserta Askes akan makin banyak terjangkau obat-obatan inovatif untuk penyakit tidak menular yang dimiliki Novartis, seperti kanker, hipertensi dan lainnya. Disisi lain, lembaga pembiayaan seperti Askes dan rumah sakit tidak perlu kuatir atas pembiayaan pasien karena lebih terjangkau.
"Sudah banyak obat-obatan inovatif Novartis masuk dalam daftar pengobatan ASKES. Ke depan kami berharap makin meningkat,” tambah Luthfi.